PAKIBUZ – Suku tertua di dunia dapat ditemukan di Afrika Selatan , menurut para antropolog. Hal ini tidak mengejutkan, karena sudah menjadi kepercayaan umum bahwa kehidupan manusia berevolusi dari Afrika jutaan tahun yang lalu.
Banyak suku asli Afrika diyakini sebagai keturunan langsung dari kelompok manusia paling awal karena mereka memiliki penanda DNA yang unik, ciri-ciri genetik, serta bahasa yang menurut para ahli tidak seperti apa pun yang ada saat ini.
Setidaknya tujuh suku kuno ini masih ada saat ini dan dari sedikit yang tersisa, setidaknya dua suku dan masyarakat tertua di dunia dapat ditemukan di wilayah selatan Afrika.
Salah satu suku disebut sebagai Nama . Mereka diyakini sebagai keturunan terakhir Khoikhoi, yang berkerabat dekat dengan San.
Secara kolektif, Khoikhoi dan San disebut Khoisan dan sering disebut sebagai bangsa pertama atau tertua di dunia , menurut analisis DNA Afrika yang terbesar dan terinci.
Laporan dari NPR merinci bagaimana lebih dari 22.000 tahun yang lalu, Nama adalah kelompok manusia terbesar di bumi dan merupakan suku pemburu-pengumpul.
Nama diyakini berusia antara 100.000 hingga 140.000 tahun. Mereka mendiami Namibia dan Botswana. Populasinya relatif kecil karena dilaporkan tersisa 130.000 jiwa.
Dikenal sebagai peternak sapi – sebuah tradisi yang kabarnya muncul ketika sebagian masyarakat San memperoleh ternak lebih dari 2.000 tahun yang lalu – Suku Nama mulai menyebut diri mereka Khoikhoi untuk membedakan diri mereka dari suku Khoisan lainnya.
Sedangkan suku San Bushmen mendiami Botswana, Namibia , Angola, Zambia, Zimbabwe, Lesotho, dan Afrika Selatan. Dengan populasi yang dilaporkan sebesar 90.000, suku San Bushmen diyakini juga berusia 100.000 hingga 140.000 tahun dan diketahui sebagai keturunan langsung dari salah satu kelompok manusia leluhur asli.