PAKIBUZ – Bintang Methuselah yang diberi kode HD 140283 merupakan bintang tertua di alam semesta. Para ilmuwan memperkirakan bintang tertua itu berusia 16 miliar tahun, sebagaimana diamati melalui satelit Hipparcos milik Badan Antariksa Eropa.
Meskipun sudah dikenal selama lebih dari satu abad, karena geraknya yang cepat, usia pasti HD 140283 terus menjadi pertanyaan yang umum, seperti, Bisakah sebuah bintang lebih tua dari alam semesta itu sendiri?
Baca terus untuk mengikuti pembahasan tentang bintang Methuselah dan pengaruhnya dalam galaksi, sebagaimana diambil dari NASA dan SPACEdotcom .
Bintang Methuselah: Bintang Tertua di Alam Semesta
Dalam menentukan usia bintang yang dihitung, tim astronom mempelajari perilaku HD 140283, dengan bantuan Teleskop Luar Angkasa Hubble milik NASA. Tim tersebut menerapkan teori-teori kontemporer tentang laju pembakaran bintang, kelimpahan kimia, dan struktur internalnya.
Dilihat di konstelasi Libra, Bintang Methuselah didefinisikan sebagai sekadar pengunjung di lingkungan bintang kita, dengan gerakan berkecepatan tinggi menjadi satu-satunya bukti, menurut NASA. Orbitnya diketahui berada dalam rute dari halo bintang purba yang mengelilingi Bima Sakti hingga akhirnya kembali ke halo galaksi.
Karena bintang halo dianggap sebagai salah satu penghuni pertama galaksi kita, NASA lebih lanjut mengusulkan bintang itu mungkin terbentuk pada waktu yang sangat awal, jauh sebelum alam semesta tercemar oleh unsur-unsur yang lebih berat.
Namun, bintang tersebut menunjukkan rasio oksigen terhadap besi yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, yang menunjukkan bahwa HD 140283 mungkin lebih muda dari perkiraan sebelumnya. Tim peneliti percaya bahwa pengukuran lebih lanjut terhadap kadar oksigennya dapat mengurangi perkiraan usia bintang tersebut lebih jauh lagi, yang pada akhirnya mengonfirmasi bahwa bintang tersebut tidak diragukan lagi lebih muda daripada alam semesta.
Seperti dikutip dari Spacedotcom , “Salah satu ketidakpastian terkait usia HD 140283 adalah jarak pasti bintang tersebut,” kata Bond, salah satu astronom. “Penting untuk mengetahui hal ini dengan benar karena kita dapat menentukan luminositasnya dengan lebih baik dan, dari situ, usianya—semakin terang luminositas intrinsiknya, semakin muda bintangnya.”
Lebih jauh, fisikawan Robert Matthews dari Universitas Aston di Birmingham, Inggris, berpendapat bahwa “penentuan usia alam semesta lebih banyak dipengaruhi oleh ketidakpastian observasional dan teoritis daripada bintang.”
Hingga saat ini, apakah bintang tersebut jauh lebih tua dari alam semesta masih belum terpecahkan. Misteri seputar usia HD 140283 mengarah pada gagasan ilmiah yang lebih dalam dan lebih rumit, yang memerlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan setiap skenario yang ada.