Abad ke-18 menyaksikan transformasi revolusioner dalam dunia mode, dengan desain yang rumit, kain mewah, dan siluet khas yang menjadi ciri khas era tersebut. Dari kemewahan periode Rococo hingga penyempurnaan klasik Neoklasikisme, artikel ini membahas tren mode utama, siluet, dan desainer berpengaruh yang membentuk lanskap busana abad ke-18.
Busana Rokoko: Kemewahan yang Penuh Hiasan (1715-1774)
Era Rokoko menandai perubahan dari formalitas ketat abad sebelumnya, merangkul estetika yang dicirikan oleh detail rumit, warna pastel, dan penekanan pada motif naturalistik. Mode menjadi sarana untuk mengekspresikan diri, dan kain seperti sutra, brokat, dan renda sangat dicari. Era ini dicirikan oleh gayanya yang penuh hiasan dan dekoratif. Era ini muncul sebagai reaksi terhadap mode formal dan kaku dari periode Barok sebelumnya. Era ini terkait erat dengan gerakan seni Rokoko secara keseluruhan, yang menekankan pada kesejukan, keanggunan, dan pengejaran kesenangan.
Bayangan hitam:
Wanita: Siluet Rococo untuk wanita ditandai dengan dada yang membulat, pinggang yang sempit, dan rok pannier lebar yang memanjangkan pinggul.
Pria: Busana pria menampilkan mantel, rompi, dan celana pendek yang pas di badan, sering kali disertai renda hiasan, sulaman, dan wig bertabur bedak.
Tren Mode Utama:
Robe à la française: Gaun longgar dengan lipatan di belakang yang memungkinkan rok pannier lebar berkibar secara elegan.
Lipatan Watteau: Lipatan yang mengalir di bagian belakang gaun, dinamai sesuai dengan seniman Prancis Antoine Watteau.
Wig yang ditaburi bedak: Wig rumit yang dihiasi dengan bulu, pita, dan permata, melambangkan kekayaan dan status.
Warna Pastel: Nuansa pastel lembut digemari dalam busana Rococo, yang mencerminkan estetika ringan dan halus pada era tersebut. Warna merah muda pucat, biru, lavender, dan hijau umumnya terlihat pada gaun dan aksesori wanita. Warna-warna terang ini melengkapi tampilan feminin dan anggun busana Rococo.
Detail Berenda: Ruffles merupakan ciri khas lain dari mode Rococo. Ruffles menghiasi berbagai bagian gaun, seperti garis leher, lengan, dan rok. Ruffles sering kali dibuat dengan renda halus atau kain tipis, yang meningkatkan kelembutan dan kewanitaan keseluruhan pakaian.
Kain: Busana Rococo lebih menyukai kain yang mewah dan ringan, seperti sutra, satin, dan renda yang halus. Kain-kain ini sering berwarna pastel atau dihiasi dengan motif bunga yang rumit, yang berkontribusi pada estetika keseluruhan yang halus dan feminin.
Bordir indah: Motif bunga dan tumbuhan yang halus menghiasi pakaian, menambah sentuhan kemewahan dan kewanitaan.
Robes à l’anglaise: Gaya ini muncul menjelang akhir abad ke-18 sebagai alternatif yang lebih sederhana untuk gaun Prancis yang rumit. Gaun-gaun tersebut memiliki korset yang pas, garis pinggang yang tinggi, dan rok yang jatuh dengan mulus tanpa menggunakan pannier. Gaya ini menampilkan siluet yang lebih alami.
Desainer Berpengaruh:
Madame de Pompadour: Sebagai gundik resmi Raja Louis XV, Madame de Pompadour menetapkan tren mode dengan gaunnya yang dihias dengan elegan.
Rose Bertin: Dikenal sebagai “Menteri Mode,” Bertin adalah penjahit pribadi Ratu Marie Antoinette dan memengaruhi mode di seluruh Eropa.
Thomas Gainsborough: Meski dikenal sebagai pelukis potret, Thomas Gainsborough juga memberi pengaruh pada mode Rococo melalui karya seninya. Potret-potretnya menggambarkan keanggunan dan keanggunan masyarakat kelas atas, memamerkan busana dan gaya rambut mereka yang modis.
François Boucher: François Boucher adalah seorang pelukis Prancis terkenal yang sering menggambarkan pemandangan mitologis dan pedesaan. Karya-karyanya mewujudkan esensi gaya Rococo, yang menampilkan warna-warna lembut, kain yang mengalir, dan detail yang rumit, yang memiliki pengaruh besar pada tren mode saat itu.
Busana Neoklasik: Keanggunan yang Didefinisikan Ulang (1774-1799)
Mode neoklasik, yang juga dikenal sebagai mode Georgia, mengacu pada gaya pakaian yang lazim selama abad ke-18. Mode ini dipengaruhi oleh penemuan kembali seni dan budaya Yunani dan Romawi kuno, yang berdampak signifikan pada seni, arsitektur, dan mode saat itu. Dengan munculnya Revolusi Prancis, mode mengalami perubahan signifikan, menjauh dari gaya berlebihan periode Rokoko. Mode neoklasik muncul, terinspirasi oleh cita-cita Yunani dan Roma kuno, yang dicirikan oleh kesederhanaan, simetri, dan garis-garis yang bersih. Tren mode dicirikan oleh gaya yang rumit dan mewah yang terkait dengan periode Barok. Namun, seiring berjalannya abad, terjadi pergeseran ke arah estetika yang lebih terkendali dan klasik, yang terinspirasi oleh kebangkitan neoklasik.
Bayangan hitam:
Wanita: Siluet Neoklasik untuk wanita menampilkan garis pinggang tinggi, kain yang mengalir, dan bentuk kolom, yang terinspirasi dari pakaian Yunani kuno.
Pria: Mode pria mengadopsi pendekatan yang lebih sederhana dan disesuaikan, dengan mantel selutut, rompi, dan celana panjang yang disesuaikan.
Tren Mode Utama:
Gaun chemise: Gaun longgar yang terbuat dari kain ringan, mencerminkan pengaruh tunik Yunani kuno.
Gaya Directoire: Seiring berlangsungnya Revolusi Prancis, mode menjadi lebih sederhana, dengan wanita mengenakan gaun bergaya kekaisaran berpinggang tinggi dengan detail yang lebih sederhana.
Redingote: Pakaian yang terinspirasi dari mantel berkuda yang menjadi populer bagi pria dan wanita, menampilkan korset yang pas dan rok yang melebar.
Kain Tipis: Gaun neoklasik sering kali menggunakan kain tembus pandang dan ringan seperti muslin, kain kasa sutra, dan sifon. Bahan tipis ini menambahkan kesan keindahan yang halus dan memungkinkan pakaian dalam atau gaun tidur yang mendasarinya terlihat.
Motif Neoklasik: Perancang busana mengambil inspirasi dari seni dan arsitektur klasik, dengan memadukan motif seperti pola kunci Yunani, karangan bunga laurel, dan simbol mitologi ke dalam rancangan mereka. Motif-motif ini sering ditampilkan sebagai elemen dekoratif pada keliman, korset, atau aksesori.
Warna Neoklasik: Palet warna busana neoklasik biasanya ringan dan lembut. Nuansa pastel lembut seperti merah muda pucat, biru langit, ungu muda, dan hijau mint merupakan pilihan yang populer. Warna-warna ini mencerminkan keinginan akan kesederhanaan dan kemurnian, yang mencerminkan cita-cita kecantikan klasik.