PAKIBUZ – Tahukah Anda bahwa Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya karena merupakan rumah bagi lebih dari 17.000 pulau?
Terdiri dari ratusan suku bangsa, bahasa, dan adat istiadat, tanah air kita seolah punya segudang tempat yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung.
10 Tempat Bersejarah Terkenal di Indonesia
Secara historis, Indonesia telah melalui beberapa peristiwa besar hingga menjadi seperti sekarang ini. Dari era Hindu-Buddha, masuknya Islam, penjajahan Belanda dan Jepang, hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia pada abad ke-20 memengaruhi latar belakang tempat-tempat terkenal yang tersebar di seluruh negeri. Sebagian besarnya mungkin Anda lihat di buku-buku pelajaran Sejarah.
Berikut ini sepuluh tempat bersejarah terkenal di Indonesia yang dapat Anda kunjungi dan memuaskan rasa ingin tahu Anda.
1. Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan candi Buddha terbesar dan paling terkenal di dunia. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, candi ini merupakan saksi bisu kerajaan Buddha besar, Mataram Kuno pada abad ke-9.
Candi ini dibangun oleh Gunadharma, seorang arsitek pada masa pemerintahan Dinasti Sailendra. Pembangunan candi Borobudur memakan waktu 70 tahun, sehingga Gunadharma tidak dapat melihat hasilnya.
Akibat abu vulkanik dan pertumbuhan hutan, candi ini tetap tersembunyi hingga ditemukan pada abad ke-19. Pengabaian dimulai ketika penduduk dinasti tersebut pindah ke Jawa Timur.
2. Prambanan Temple
Anda mungkin pernah mendengar tentang candi ini di kelas Sejarah dan Bahasa Indonesia. Ya, terlepas dari latar belakang sejarahnya, sebuah legenda mitos mengklaim candi ini dibangun dalam waktu semalam oleh seorang pangeran Bandung Bondowoso sebagai syarat untuk menikahi Roro Jonggrang.
Sayangnya, mitos itu tetaplah mitos. Rakai Pikatan membangun candi tersebut pada masa pemerintahan Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu pada abad ke-9.
Candi Prambanan dipersembahkan untuk Trimurti, yaitu dewa pencipta (Brahma), dewa pemelihara (Wisnu), dan dewa perusak (Syiva). Candi ini terletak di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Tanah Lot
Tanah Lot adalah sebuah pura yang terletak di atas batu karang besar di lepas pantai Tabanan, Bali. Pura ini dibangun pada abad ke-16 oleh Dang Hyang Niratha, yang berkelana dan melihat batu karang yang indah ini. Setelah menghabiskan waktu untuk beristirahat dan berdoa di sana, ia membangun sebuah pura untuk memuja dewa laut Bali, Bathara Segara.
Hingga saat ini, pura ini menjadi salah satu pura yang banyak diminati wisatawan karena keindahan pemandangan Samudera Hindia.
4. Istana Maimoon
Istana Maimun merupakan istana kerajaan Kesultanan Deli yang terletak di Medan, Sumatera Utara dan dibangun pada tahun 1887.
Ini adalah satu-satunya istana Melayu yang dapat kita lihat saat ini. Arsitektur istana ini memadukan desain interior Melayu dan India dengan perabotan khas Spanyol, Italia, dan Prancis.
Saat ini, Istana Maimoon berfungsi sebagai museum dan tempat Kesultanan Deli menyelenggarakan upacara adat.
5. Jam Gadang
Sering disebut sebagai “Big Ben Indonesia”, jam besar ini merupakan landmark Bukittinggi, Sumatera Barat.
Awalnya, tugu ini merupakan hadiah dari ratu Belanda, Ratu Wilhelmina kepada penasihat kota Bukittinggi. Pada awalnya, bagian atas jam ini berbentuk ayam jantan, kemudian diubah menjadi ornamen kuil Shinto pada masa pendudukan Jepang, dan akhirnya diubah menjadi atap tradisional Minang setelah hari kemerdekaan Indonesia.
Jam Gadang telah menjadi objek wisata utama di Bukittinggi bukan hanya karena nilai budayanya, tetapi juga karena bangunannya tidak terbuat dari semen atau besi. Konstruksinya menggunakan bahan-bahan asli seperti kapur, putih telur, dan pasir putih.
6. Benteng Rotterdam
Pelabuhan ini dibangun pada abad ke-17 oleh Kerajaan Gowa tetapi kemudian diambil alih oleh Belanda dan kini orang-orang secara keliru mengira pelabuhan ini dibangun oleh mereka.
Pada masa itu, penduduk setempat menyebut bangunan ini sebagai “benteng penyu”. Jika dilihat dari atas, bentuk kompleks benteng ini persis seperti kura-kura. Kerajaan Gowa memiliki gagasan ini karena kura-kura dapat hidup di laut maupun di darat. Mereka menganggapnya sebagai simbol dan identitas mereka.
Saat ini, benteng ini populer bagi anak muda setempat untuk menyaksikan matahari terbenam di Kota Makassar. Banyak acara budaya dan sastra yang diadakan di sini sepanjang tahun.
7. Tirta Gangga
Tirta Gangga adalah istilah lokal untuk air dari sungai Gangga, salah satu sungai paling suci dalam agama Hindu. Terletak di Karangasem, Bali.
Taman ini dibangun oleh Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem Agung pada tahun 1946 sebagai penghormatan bagi umat Hindu di sana. Arsitektur taman air ini merupakan perpaduan unik antara Bali dan Cina yang menghasilkan pemandangan yang menenangkan dengan suasana yang menyegarkan. Tempat yang sempurna untuk menjernihkan pikiran.
Peninggalan kerajaan ini menarik wisatawan untuk berkunjung dan menjadi salah satu tujuan wisata paling populer di Bali.
8. Lawang Sewu
Lawang Sewu dulunya merupakan kantor pusat resmi Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda di Semarang dan sekarang dimiliki oleh perusahaan kereta api nasional Kereta Api Indonesia (KAI).
Meski bangunan ini diklaim angker, Lawang Sewu merupakan tempat yang tepat untuk mempelajari perkembangan perkeretaapian sejak masa penjajahan Belanda hingga saat ini, setelah kemerdekaan Indonesia.
Terletak di Semarang, Jawa Tengah, bangunan ini disebut lawang sewu yang dalam bahasa Jawa berarti “seribu pintu”. Tentu saja, ini hanya berlebihan karena hanya ada sekitar 400 pintu dengan 600 jendela besar yang bentuknya seperti pintu.
9. Kota Tua Jakarta
Berfungsi sebagai museum, Kota Tua Jakarta dibangun sebagai pusat administrasi VOC yang terhormat dan kaya pada abad ke-16. Anda dapat merasakan seolah-olah dibawa kembali ke era kejayaan Jakarta lama (Batavia) yang pernah menjadi tempat perdagangan paling strategis di Asia.
Ada juga banyak bangunan tua di sekitar kompleks ini seperti Museum Bank Indonesia, Museum Boneka Indonesia, Museum Seni Rupa dan Keramik, dan Kafe Batavia.
10. Istana Bogor
Istana ini merupakan salah satu dari enam istana kepresidenan di Indonesia yang telah ada sejak abad ke-18. Istana Bogor awalnya dikenal sebagai Istana Buitenzorg dan dibangun oleh Gustaaf Willem Baron von Imhoff, Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1744.
Tuan Imhoff ingin melarikan diri dari Batavia yang bising dan panas. Ia menemukan tempat yang damai dan kemudian memutuskan untuk membangun sebuah rumah besar untuknya beristirahat dan tinggal di sana.
Pasca letusan Gunung Salak yang menyebabkan rumah besar ini hancur parah, Istana Bogor kembali dibangun dan difungsikan sebagai istana kepresidenan saat ini.