PAKIBUZ – Berpetualang ke lautan bisa menjadi pengalaman yang mendebarkan, tetapi beberapa rute laut tentu saja menempatkan Anda pada risiko yang lebih besar daripada yang lain.
Berlayar di laut lepas bukanlah hal yang mudah ada banyak bahaya maritim dan risiko lain yang perlu dipertimbangkan sebelum berlayar.
Tanjung Horn
Berlayar di perairan sekitar Tanjung Horn telah menjadi tantangan bagi banyak pelaut selama bertahun-tahun. Dengan reputasinya yang berbahaya dan sulit, tidak mengherankan jika para pelaut menjuluki wilayah ini sebagai “kuburan” kapal. Meskipun tampak berbahaya dan menakutkan pada pandangan pertama, mereka yang cukup berani menghadapi badai yang dahsyat ini akan mengalami beberapa pemandangan alam yang paling menakjubkan. Meskipun kondisinya sulit, wilayah ini tetap penuh keindahan selain ujian bagi para pelaut yang mencoba melewati Samudra Selatan.
Dikenal sebagai “lintasan rintangan alam terbesar” di dunia, menjelajahi perairan berbahaya ini memerlukan kewaspadaan dan keterampilan — tetapi juga menawarkan pemandangan tak terlupakan di setiap pelayaran.
Angin kencang menciptakan gelombang dahsyat yang dapat membalikkan kapal atau menghantamkannya ke batu, menambah bahaya pada rute laut yang sudah dianggap sulit — tetapi jika Anda berhasil melewatinya dengan selamat, Anda mungkin tidak akan pernah melupakan perjalanan Anda di sekitar Tanjung Horn.
Bahkan pelaut berpengalaman menghindari berlayar melewati Tanjung Horn — yang terkenal karena kondisinya yang berbahaya dan tidak dapat diprediksi. Salah satu contoh yang tak terlupakan adalah pelayaran Sir Francis Drake mengelilingi dunia pada tahun 1577-80, di mana ia harus menghadapi badai yang mengamuk, ombak yang menjulang tinggi, dan medan yang tidak bersahabat untuk mencari jalur yang aman melalui Selat Magellan.
Meskipun menghadapi bahaya besar dan tidak ada jaminan bahwa armadanya akan selamat, mereka bertahan—tetapi dua kapal akhirnya hilang di dekat Tanjung Horn karena apa yang digambarkan sebagai “pertempuran melawan amukan alam.” Bahkan saat ini, para pelaut takut berlayar melalui perairan berbahaya ini karena arus yang kuat dapat membuat navigator yang ahli dalam bidangnya menjadi sangat kesulitan.
Somalia/Teluk Aden
Perairan di sekitar Tanduk Afrika selama ini dikenal sebagai tempat yang berbahaya bagi aktivitas maritim. Namun, bahaya ini khususnya lebih besar terjadi di Teluk Aden, yang terletak di antara Somalia dan Yaman, yang telah menjadi tempat yang terkenal untuk pembajakan dan aktivitas kriminal lainnya di laut.
Salah satu alasan utama mengapa berlayar melalui jalur air ini bisa menjadi pengalaman yang menakutkan adalah lebarnya yang relatif sempit, yang membuatnya sangat rentan terhadap bajak laut yang ahli menyamarkan diri di balik pulau atau menggunakan jaringan pendukung berbasis daratan untuk melancarkan serangan terhadap kapal yang lewat. Mengapa penjahat menemukan rute pelarian yang begitu mudah? Bagaimana pemerintah Somalia berencana untuk mengatasi tindakan terlarang ini?
Biskai
Berlayar di Teluk Biscay bisa menjadi tugas yang berat. Teluk ini terletak di pesisir barat Eropa antara Spanyol dan Prancis dan terkenal karena anginnya yang kencang, gelombang besar, dan badai tiba-tiba yang telah menyebabkan banyak kapal karam sepanjang sejarah. Musim dingin sangat berbahaya ketika hembusan angin kencang menimbulkan gelombang besar yang dapat membalikkan kapal-kapal yang jauh lebih kecil.
Berlayar melintasi Teluk Biscay bisa menjadi perjalanan yang berbahaya. Bahkan pelaut yang berpengalaman pun mengalami kesulitan mengarungi bagian lautan ini karena pola cuaca yang tidak dapat diprediksi, terutama dari bulan Oktober hingga April ketika angin kencang sering terjadi dan badai dahsyat dapat datang tiba-tiba.
Ditambah lagi, ada banyak tonjolan batu yang menghadirkan bahaya lebih besar bagi kapal yang berlayar di sana selain arus yang kuat yang menyebabkan masalah navigasi — semua faktor ini membuat penyeberangan perairan ini menjadi usaha yang rumit bahkan bagi pelaut veteran yang tahu persis bagaimana menangani perairan berbahaya tersebut dengan aman dan kompeten. Ribuan orang masih berani menghadapi amukannya setiap tahun untuk mengangkut barang antara pelabuhan-pelabuhan utama Eropa atau berlayar dari satu benua ke benua lain.
Lintasan Barat Laut
Menjelajah Lintasan Barat Laut telah menjadi usaha yang berbahaya sepanjang sejarah. Sejak Martin Frobisher pertama kali berteori tentang keberadaannya pada abad ke-16, ekspedisi demi ekspedisi telah berupaya memenuhi visinya dan melintasi rute antara Samudra Atlantik dan Pasifik ini melalui Kepulauan Arktik Kanada — namun tidak ada yang berhasil hingga tahun 1909 ketika penjelajah Norwegia Roald Amundsen berhasil melakukannya.
Kondisi cuaca buruk dan bongkahan es besar yang mengapung sering kali menghambat kemajuan mereka, yang akhirnya menyebabkan kegagalan. Tidak mengherankan, melintasi jalur ini dianggap hampir mustahil selama berabad-abad.
Sebagai contoh betapa sulitnya melintasi jalur air ini, pada tahun 1845, Sir John Franklin memulai pelayaran dengan dua kapal — HMS Erebus dan HMS Terror — untuk menemukan jalur tetapi tidak berhasil. Bahkan sekarang, kapal modern harus memiliki peralatan navigasi terbaik untuk menemukan jalan di tengah semua tantangan es yang tersembunyi di bawah perairan ini. Sungguh mengesankan bahwa meskipun ada risiko yang ditimbulkan oleh jalur air yang terisolasi saat itu, seseorang seperti Sir John masih berani mencobanya!
Segitiga Bermuda
Segitiga Bermuda , tempat yang penuh misteri dan keingintahuan di Samudra Atlantik Utara, telah ada sejak lama. Ada cerita yang beredar tentang kapal dan pesawat yang secara misterius menghilang di dalam batas wilayahnya — membuat banyak orang percaya bahwa sesuatu yang berada di luar pemahaman manusia sedang terjadi di sana. Sungguh membingungkan bagaimana wilayah sekecil itu dapat dikaitkan dengan begitu banyak peristiwa menghilang; tampaknya terlalu aneh untuk dipahami. Ada yang mengatakan bahwa kekuatan misterius atau supernatural bekerja di sini, membuat kita semua bertanya-tanya apa yang ada di balik peristiwa yang membingungkan ini.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk memahami mengapa fenomena ini terjadi, namun keberhasilan belum juga tercapai. Dari bencana alam seperti puting beliung dan hingga penculikan alien atau bahkan kota bawah laut yang diciptakan oleh budaya yang hilang — penyebab yang mendasarinya masih belum diketahui. Namun, sebaiknya pelaut menghindari wilayah terkenal ini karena reputasinya sebagai tempat yang berbahaya. Tidak hanya kapal, tetapi juga pesawat tampaknya benar-benar menghilang saat terbang di sini — dalam beberapa kasus tidak meninggalkan jejak.
Pada tahun 1945, lima pesawat pengebom Avenger milik Angkatan Laut AS hilang selama misi latihan rutin di wilayah yang dikenal sebagai Penerbangan 19. Hingga hari ini, hilangnya pesawat-pesawat itu masih belum dapat dijelaskan — tidak ada puing yang pernah ditemukan. Namun, insiden paling misterius dan terkenal yang terkait dengan Segitiga Bermuda adalah Penerbangan TWA 800, yang jatuh di lepas pantai Long Island pada tanggal 17 Juli 1996, dengan seluruh 230 penumpang di dalamnya tewas tanpa penjelasan akurat meskipun telah dilakukan berbagai penyelidikan oleh berbagai lembaga dalam pemerintahan AS seperti Badan Keselamatan Transportasi Nasional.